Pangeran Madrais

Pangeran Kusuma Adiningrat,[1] Pangeran Madrais atau Kiai Madrais adalah seorang pencetus agama Djawa Sunda. Ia lahir di Susukan, Ciawi, Gebang, Cirebon.[2] Catatan resmi Paseban Cigugur mengatakan bahwa ia lahir pada tahun 1822, sedangkan versi pemerintah Belanda menyebut bahwa tanggal kelahirannya adalah "9 Mulud" 1859.[3] Ibunya bernama Nyi Raden Kastew dan ayahnya bernama Pangeran Sutajaya Alibassa Kusumah Wijayaningrat,[3] pangeran Kesultanan Gebang ke-9.[2]

Pada masa kecil, ia diasuh oleh Ki Sastrawadana, seorang kepala desa,[3] dan biasa dipanggil Pangeran Sadewa Alibasa, Pangeran Surya Nata, dan Pangeran Kusuma Adiningrat.[2]

Pada 1869, Madrais terlibat dalam peristiwa pemberontakan melawan Belanda di Tambun, Bekasi.[4][1]

Ia juga diyakini menuliskan ramalan yang didalamnya diyakini meramalkan kerusuhan Mei 1998 dan gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004.[4]

Pangeran Madrais meninggal dunia pada tahun 1939 dan jabatannya sebagai pemimpin komunitas adat Sunda Wiwitan diteruskan oleh anaknya yang bernama Pangeran Tedjabuana Alibassa.[5]

Referensi

  1. ^ a b Harmoni di Negeri Seribu Agama karya Abdul Jamil Wahab, M.si., halaman 44-45
  2. ^ a b c https://www.academia.edu/11921124/Agama_Jawa_Sunda
  3. ^ a b c Sisi senyap politik bising Halaman 170
  4. ^ a b https://www.rappler.com/indonesia/berita/190857-upaya-penyelamatan-naskah-kuno-sunda-wiwitan
  5. ^ https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170828073259-20-237682/intrik-keluarga-di-tanah-sengketa-sunda-wiwitan