Han Xiu


Han Xiu (Hanzi: 韩休, 672-739), Bangsawan Wenzhong dari Yiyang (宜阳文忠子), adalah seorang pejabat pada pertengahan Dinasti Tang yang terkenal akan keterusterangan dan kejujurannya. Ia sempat menjabat sebagai perdana menteri pada masa pemerintahan Kaisar Tang Xuanzong.

Latar belakang

Han Xiu lahir pada tahun 672 pada masa pemerintahan Kaisar Tang Gaozong. Keluarganya berasal dari ibu kota Chang’an (sekarang Xi'an, Shaanxi) dan masih keturunan raja-raja negara Han pada Zaman Negara-negara Berperang. Para leluhurnya turun-temurun menjadi pejabat negara pada Dinasti Han, Jin, Wei Utara, Qi Utara, Zhou Utara, Sui, dan Tang. Kakeknya, Han Fu, adalah kepala daerah pada awal Dinasti Tang, sedangkan ayahnya, Han Dazhi, menjadi pejabat sensus di ibu kota timur, Luoyang. Pamannya, Han Damin, yang lebih mempunyai nama besar di antara anggota keluarganya, juga adalah pejabat negara. Pada awal pemerintahan Wu Zetian, ia menolak menjadi saksi palsu untuk memberatkan pejabat Li Xingbao. Setelah Li akhirnya dihukum mati, Wu Zetian memaksanya melakukan bunuh diri.

Han adalah seorang yang memiliki bakat sastra yang besar dan berpengetahuan luas. Setelah lulus dari ujian negara, ia diberi jabatan sebagai sekretaris jenderal Kabupaten Taolin (sekarang Sanmenxia, Henan). Pada masa pemerintahan restorasi Kaisar Tang Ruizong, putra mahkota Li Longji secara pribadi menguji sejumlah pejabat yang masuk daftar rekomendasi. Dalam seleksi ini Han mendapatkan nilai terbaik bersama Zhao Dongxi sehingga ia dipromosikan menjadi pejabat rendah biro ujian kekaisaran. Belakangan jabatannya naik menjadi pejabat rendah di kementerian pegawai negeri. Kemudian menjadi pejabat menengah biro legislatif hingga menjadi deputi menteri ritual di mana ia bertugas membuat konsep titah kaisar.

Di bawah pemerintahan Kaisar Tang Xuanzong

Tahun 724, ketika Han sedang menjabat sebagai deputi menteri ritual, kaisar mengirimnya ke Guozhou (sekarang Sanmenxia) dalam rangka mendongkrak wibawa pejabat setempat dengan menempatkan pejabat-pejabat bereputasi baik di sana. Guozhou terletak antara Chang’an (ibu kota barat) dan Luoyang (ibu kota timur), akibatnya bila kaisar sedang bepergian ke kedua ibu kota tersebut, iring-iringan kekaisaran sering melintasi kota itu dan untuk itu rakyat harus bekerja keras mempersiapkan kebutuhan kaisar beserta rombongannya. Melihat situasi ini, Han memohon pembebasan pajak bagi rakyat di wilayah Guozhou. Permohonan ini awalnya mendapat penolakan dari perdana menteri Zhang Shuo, namun Han tidak patah semangat, ia terus mengajukan petisi ke istana agar permohonannya dikabulkan. Ketika para bawahannya mengingatkannya bahwa perbuatannya ini bisa membuat Zhang Shuo tersinggung, ia menjawab, “Bila seorang pejabat tak mampu membebaskan rakyatnya dari penderitaan, untuk apa ia mengatur pemerintahan? Bila aku harus dihukum karena menyinggung atasanku, maka aku akan dengan rela hati menerima hukuman itu.”

Petisi yang diajukan Han akhirnya mendapat persetujuan. Namun kurang lebih setahun setelah itu, ia meletakkan jabatannya untuk menjalani masa berkabung bagi ibunya yang baru meninggal. Atas desakannya ia diijinkan keluar sebelum masa bakti tiga tahunnya berakhir. Setelah masa berkabung usai, ia dipanggil kembali untuk menjadi pejabat. Kali ini menjadi deputi menteri pekerjaan umum dan sekali lagi mendapat tanggung jawab dalam penyusunan konsep titah kaisar. Tak lama kemudian ia dipromosikan menjadi salah satu sekretaris jenderal biro eksekutif pemerintah.

Tahun 733, setelah kematian perdana menteri Pei Guangting, Kaisar Xuanzong meminta saran pada Xiao Song, rekan Pei, mengenai orang yang tepat untuk menggantikan Pei. Xiao awalnya merekomendasikan temannya, Wang Qiu, namun Wang menolak dan sebagai gantinya ia merekomendasikan Han pada Xiao. Xiao, yang mengira Han adalah seorang yang penurut dan mudah dikendalikan, akhirnya merekomendasikannya pada kaisar. Kaisar pun mengangkat Han sebagai deputi kepala biro ujian negara dan memberinya kekuasaan sebagai perdana menteri secara de facto. Harapan Xiao untuk mendominasi Han pupus, ia tidak menduga bahwa Han adalah seorang yang keras hati dan tidak dapat tunduk begitu saja pada keinginannya. Karakter Han, terutama kemampuannya mengambil keputusan, membuat Song Jing, seorang pejabat senior terkesan padanya. Han tidak ragu menyuarakan nuraninya secara terang-terangan bahkan tidak jarang menyinggung kaisar sekaligus mengundang respek.

Suatu ketika, Li Meiyu, kepala polisi Kabupaten Wannian (salah satu kabupaten di pinggiran Chang’an), didakwa melakukan pelanggaran hukum (namun kasusnya tidak tercatat jelas dalam dokumen sejarah) dan kaisar memutuskan ia dihukum pengasingan ke wilayah Lingnan. Menanggapi kasus ini Han berkomentar, “Li Meiyu hanya pejabat rendahan dan hanya melakukan pelanggaran ringan, namun ada yang melakukan pelanggaran besar tapi tidak dipecat; mengapa yang melakukan pelanggaran besar ini justru diabaikan sementara yang melakukan pelanggaran kecil diasingkan? Hamba memperhatikan panglima besar Jinwu, Cheng Boxian, karena disayang oleh Yang Mulia menjadi tamak dan korup. Ia telah membangun rumah dan mengendarai kuda tanpa mengindahkan hukum dan tata tertib. Hamba mohon Jenderal Cheng dihukum dulu sebelum Yang Mulia menghukum Li.” Mulanya kaisar menolak, tapi Han meneruskan argumennya, “Yang Mulia bahkan tidak bisa mentolerir pelanggaran kecil Li, jadi bagaimana mungkin kejahatan besar Jenderal Cheng diabaikan begitu saja? Bila Yang Mulia tidak bisa mendepak Cheng, maka hamba pun tidak bisa menuruti perintah Yang Mulia untuk menghukum Li.” Kata-kata Han yang sangat berterus-terang itu membuat kaisar terkesan dan akhirnya menyetujuinya.

Setiap kali kaisar mengadakan pesta pora bergelimang kepuasan duniawi dan menghamburkan biaya besar, ia akan bertanya pada pelayan, “Menurutmu apakah Han Xiu mengetahui semua ini?” Dan tak lama kemudian datang sebuah petisi dari Han yang isinya nasihat agar kaisar menghentikan kebiasaan pesta pora seperti itu. Suatu ketika pernah seorang pelayan berkomentar, “Sejak Han Xiu menjabat perdana menteri, Yang Mulia terlihat semakin kurus, mengapa tidak menyingkirkannya saja?” Jawab sang kaisar, “Sekalipun aku mengurus, namun kekaisaran ini menggemuk; setiap kali Xiao Song menyampaikan laporan padaku, ia hanya menyampaikan yang membuatku senang, tapi setelah kembali ke istana dan memikirkan negara, aku tak dapat tidur nyenyak; Han sering mengkritik dan menyuruhku memperbaiki kesalahan sehingga setelah kembali ke istana dan memikirkan urusan negara, aku dapat tidur nyenyak, aku memakai Han Xiu demi negara ini.”

Kaisar menganugerahi gelar kehormatan Yinqing Guanglu Daifu (银青光禄大夫) pada Han. Namun perselisihan Han dengan Xiao Song kian menajam, ia sering mengkritik Xiao dengan keras yang berujung pengunduran diri Xiao. Kaisar tergerak melihat Xiao yang mengajukan pengunduran diri dengan berlinang air mata. Agar tidak menimbulkan kesan bersikap berat sebelah, maka pada akhir tahun 733. Kaisar Xuanzong mendepak Xiao dan Han dari jabatannya sebagai perdana menteri. Han diturunkan jabatannya menjadi menteri pekerjaan umum. Tahun 736, ia diangkat menjadi penasihat bagi putra mahkota Li Ying dan dianugerahi gelar Bangsawan Yiyang. Han menghembuskan napas terakhir pada tahun 739, ia dimakamkan dengan penuh kehormatan dan dianugerahi beberapa gelar anumerta. Putra-putranya, Han Hao, Han Qia, Han Hun, Han Hong (韩洪), Han Hong (韩汯, namanya menggunakan pengejaan yang sama namun huruf yang berbeda dari saudaranya), dan Han Huang juga mengikuti jejaknya menjadi pejabat negara. di antara semuanya, Han Huang kelak menjadi gubernur yang berpengaruh pada masa pemerintahan Kaisar Tang Dezong (cicit Kaisar Xuanzong).